Sabtu, 22 November 2014

Cookdate Challenge Sunco


Berawal dari pertemanan di tanah Borneo kami dipertemukan. Balikpapan menjadi tempat tinggal kami bertiga.

Sebuah komunitas bernamakan Dapur Sehat Bunda kami bertemu. Komunitas di dunia maya, yang memiliki visi dan misi memasak makanan sehat untuk keluarga tercinta di rumah.

Ridha, Yuyun dan Titi. Itulah nama kami bertiga. Sebelumnya memang saya berteman baik dengan mbak Titi. Beliau teman yang sangat menyenangkan dan selalu support apa yang saya lakukan. Sedangkan mbak Yuyun, saya mengenalnya lewat komunitas ASI saat kopdar perdana setahun yang lalu. Kami semua adalah ibu rumah tangga dengan memiliki kesibukan masing- masing. Mbak Yuyun dan mbak Titi selain seorang IRT, mereka juga membuka usaha kue rumahan. Dari tangannya lah berkembang ide- ide kreatif makanan yang lezat dan juga berbuah menjadi usaha rumahan.

Tantangan "Cookdate challenge" dari Sunco. Tema olahan nya yakni makanan yang berbahan dasar ubi atau ikan. Pada cookdate ini, akhirnya berhasil mempertemukan kami kembali. Setelah lama tak berjumpa, tenggelam dengan kesibukan masing- masing.

Memasak dilakukan di rumah saya, keseruan memasak bersama sangat terasa. Selain sibuk di dapur, saya yang masih memiliki bayi dan balita tentu saja sibuk membagi waktu antara anak- anak dan memasak. Belum lagi, kehebohan dua bocah Sarah dan Akhtar yang sibuk memporak-porandakan rumah. Sementara Yusuf yang asik ngelendotin emaknya ini. Dan ada insiden lucu juga saat sedamg heboh memasak, gas saya mendadak habis. Tukangnya pun tadinya urung mengantar ke rumah, tapi karena saya nodong untuk alasan yang penting. Akhirnya gas pun berhasil diantar sampai ke rumah.


Kami putuskan untuk membuat onde- onde. Yep, siapa yang tak suka onde- onde? jajanan ini selalu dicari dan disukai setiap umur. Baik anak-anak maupun dewasa. Dengan isian yang  spesial dan bergizi tentunya. Campuran ubi dan kacang hijau. Ubi tentu saja bahan pangan yang mudah, murah dan selalu dijumpai di tukang sayur. Ubi memiliki kandungan serat yang tinggi yang baik untuk pencernaan tubuh. Kacang hijau pun tak kalah gizinya. Paduan rasa manisnya ubi dan kacang hijau tentu saja menambah tekstur nya yang legit, berpadu dengan kulit yang renyah dan gurih. Wijen, juga memiliki kandungan gizi yang tak kalah baiknya bagi kesehatan tubuh.




Eiiit, makan gorengan gak takut kolesterol tuuh? Ini sih gorengan sehat a la Sunco yaaah. Menggoreng menggunakan Sunco, lebih cepat matang merata dan tidak perlu takut warna minyak cepat menghitam. Dibandingkan dengan minyak goreng sawit yang lain, Sunco tidak mudah beku. Ini membuktikan bahwa Sunco adalah minyak goreng dengan kandungan asam lemak jenuh terendah sehingga meminimalkan peningkatan kolesterol (LDL Kolesterol).
Alhamdulillah lebih aman dan tenang sekarang bikin gorengan sehat di rumah.

Resep yang kedua adalah pangsit bunga. Kulit pangsit berbentuk bunga yang sedang mekar. Isiannya tentu saja olahan ikan dan ubi. Ikan yang kami pilih adalah jenis ikan tenggiri. Hmmm.. ini mah favoriiit nya semua orang. Rasa dan gurihnya sangat khas sekali. Dipadu dengan ubi yang manis, menambah cihuuy rasa pangsit ini. Highly recommended lah! Sarah aja sampe gak sabar nungguin pangsit ini mateng.








Resep terakhir yang kami buat adalah, Roll cake Bingu. Bolu gulung Ubi lah ya nama kerennya. Tsaaaah* Ni foto yang aslinya yang batch pertama gak sempet keposting. Karena berhubung si sinyal entah lagi ngadattt. Next time yah. 


Batch kedua 


Bukan soal menang atau kalah, ataupun soal kompetisi. Tapi dengan adanya cookdate ini, saya jadi lebih banyak belajar. Banyak tips dan trik yang diberikan dari kedua master memasak itu.Saling berbagi dan semoga bermanfaat satu sama lainnya. Wuiiih senang dan hepi rasanya. Sepertinya perlu diagendakan niih memasak bersama lagi. Hehe. ^^

Setelah selesai semuanya, saya memandangi rumah saya yang kacau balau di setiap sudut ruangan. Mulai dari halaman depan, teras, ruang tamu sampai ke dapur. Ckckck… Elap keringeeet* Hahaha.

Belum lagi, mendadak saya panen toge di keesokan harinya. Sarah dan Akhtar ternyata sibuk menanam kacang hijau di halaman depan. Toweeewwww! Tepok jidat bener deh.




Oiya, akhir kata. Temukan resep kami di resepsehat.com yah. Banyak resep menarik lainnya disana loh. 



Jumat, 21 November 2014

Donat Ubi



Ubi, termasuk bahan yang selalu ada di rumah selain kentang, singkong dan pisang.
Karena bahan pangan ini selalu gak pernah mati gaya mau dimacem- macemin. Mau diapa- apain, selalu enak dan bergizi tentunya.

kali ini saya bikin donat. Yep, karena lagi kepengen aja. Stok cemilan di rumah hampir tiap hari selalu ada. Yah, karena tuntutan dari saya sendiri. Jadi ya kudu siapin tenaga dan waktu buat bikin ini itu untuk anak- anak. Rumah saya yang nyariiis tak pernah tersentuh jajanan, mungkin membuat saya jadi lebih mandiri untuk terus berkreasi di dapur. Yaiyalaaah rumahnya di atas gunung getoooh. Naiknya aja mungkin abang-abangnya udah gempor duluan. hihi. Jadi ya harus disyukuri sajalah.




Resepnya bisa dilihat dari resep saya sendiri waktu bikin donat kentang. Hanya takarannya saya modifikasi menyesuaikan bahan. 

bahan: 
250 gram tepung terigu
60 gr gula pasir
2 kuning telur
160 gr pure ubi ( dari ubi yang sudah dihaluskan )
5 gr ragi instant
2 sdm susu bubuk 
Salted butter 50 gr lelehkan
1 sdt garam 
gula bubuk/halus
minyak goreng



Cara membuat :

1. Cuci ubi, kukus hingga empuk dan matang, angkat. Kupas kulitnya selagi panas, lalu segera lumatkan menggunakan pelumat kentang (pakai garpu juga bisa). Sisihkan hingga dingin.
2. Kocok gula dan telur hingga mengembang dan kental, masukkan tepung terigu, kentang lumat, ragi instan dan susu bubuk, aduk rata. Masukkan butter leleh, uleni hingga adonan kalis (tidak melekat di tangan). Diamkan adonan +/-45 menit supaya mengembang.
3. Kempiskan adonan dengan cara ditinju, lalu gilas setelah 1 cm. Cetak adonan dengan cetakan donat dan diamkan lagi selama 15 menit.
4. Panaskan minyak goreng yang banyak dalam wajan di atas api sedang. Masukkan bulatan adonan satu per satu. Siram-siramkan minyak di atas bulatan adonan hingga mengembang dan matang, angkat, tiriskan.
5. Taruh donat di atas rak kawat, nampan atau wadah datar, taburi atasnya dengan gula bubuk, dan topping lainnya. Sajikan. 

Karena saya bikin pake breadmaker saat menguleni. Jadi campur adonan. step nya : telur, terigu, gula, garam, ragi di sudut yang berlainan. Lalu setting mode dough selama 1:30. Setelah mengembang, baru cetak menggunakan cetakan donat. 

Beress!!



Kepengenan yang konyol adalah, dusting si donat ini. Yeaaay Done!! haha. walaupun hasilnya awur- awuuur seperti biasa gak karuan bentuknya. 



Sumber : http://ridhainnatika.blogspot.com/2012/09/donat-kentang.html

Rabu, 19 November 2014

Mac Pumpkin Schottel





Ini untuk sarapan Sarah dan Yusuf.
Puree labu kuning sengaja saya sisakan hasil dari bikin pumpkin soup. 
Dicampur dengan macaroni dan dipanggang seperti bikin schottel. 
Rasanya, hmmmm yammi. Ada rasa manis dan gurih. Saya tambahkan juga daging ayam cincang. 

Sorenya dibawa untuk snack ngaji anak- anak. Eh, ternyata Aqila dan Rusy ikutan icip- icip dan doyan juga. Hihi. Seneng deh kalo anak- anak pada suka. Alhamdulillah. 




Cheese Choco Brownies

Dear, my dearest blog

Olala, kangeen berat cuap- cuap disini ternyata. 
Banyak hal yang terlewat, yang pingiiin banget saya share disini. 

Mulai dari my wed anniv tanggal 1 Nov kemarin. Trus dilanjutkan milad saya di bulan yang sama. Hebriing banget balesin ucapan yang masuk. sebenernya saya mau nya ngumpet seperti tahun- tahun sebelumnya. Gak mau balesin. Tapi, ya namanya doa, harus diaminkan kan ya. 

Sediiih sih, secara umur di dunia saya sudah berkurang. Tapi kelakuan masih gini- gini ajah deh. 
hmmm.. gak enak lah bahas umur dimariih. mlipir ke makanan aja yuuuks. 
Oiya, untuk merayakan wed anniv saya gak bikin apa-apa. Nothing special. tapi saya sempet meleleh. karena ada yang bawa surprised gift gituuuuh. Naro kembang di lemari pakaian saya coba. Haduuuh, untung gak saya buang. Kirain aja sajen gituuuh. wkwkwk. 

Emang, romantis nya gak berubaaah dari dulu. Ingett banget, waktu masih LDR,  Balikpapan- Samarinda. Suami saya bela-belain ke Samarinda, buat nemuin saya yang milad saat itu. Malem- malem udah mau tiduuur padahal. mendadak di sms. Suruh ambil kado di warung nasgor langganan. Idihh, maelsss banget saya. Udah malem juga. Tapi gegara yang sms maksa poool. Jadilah saya kesana sendirian. Dan taraaaa... ada suami saya lagi asiik nyeruput es campuur dan bawa bunga mawar. Dan plus plus hadiah lainnya. Hadeeeh, kebat- kebit rasane hati ini. uwoooh bangeeet. Bahagia dan cukup bikin saya bengong. 


Setiap wed anniv, kami tuh ada momment. Foto di studio. Idiiih sebenernya sih gak mau, tapi karena demi memenuhi kenarsisan suami saya. Maka, baiiiklah. 

Fotonya kapan- kapan lah ya di share nya. Ini kutipan doa untuk kebahagiaan dan kelanggengan rumah tangga.  Next time saya bahas mengenai ini yah. Soalnya lagi males euy ngetik panjang. Ni dari tadi juga udah panjaaaang keleeuuus. hihi. 

"Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan." [QS. At-Tahriim: 6) 



Okay, jadi ini ceritanya adalah si brownies yang menggabungkan dua karakter kami yang sungguh sangat berdedaaaah. Saya penyuka keju, suami saya penyuka coklat. Susah ya, menggabungkan keduanya. dan brownies ini menjadi solusinya. Highly recommended lah pokoknya. Buat penyuka keju kayak saya. Berasa nendang banget ini kejunya, tapi gak bikin eneg. Makasih mbak nina buat contekan resepnya. 





Bahan :
85 gr butter, potong dadu kecil
115 gr coklat masak pekat (DCC)
50 gr gula pasir, blender hingga halus
2 buah telur ukuran besar
70 gr tepung terigu
5 gr coklat bubuk
20 gr susu bubuk milo coklat
1 sdt vanilla ( gak pake, kelupaan)
Chocochips ( untuk taburan diatas )

adonan cheese : 
250 gr cream cheese, suhu ruang
4 sdm gula pasir halus
1 kuning telur

Cara Membuat :
1. Panaskan oven 180'C. Siapkan loyang 18x18x4 cm atau 20x20x4 cm, oles margarin dan alasi kertas roti hingga ke sisi-sisinya. Sisihkan.
2. Lelehkan butter dan DCC dengan menggunakan api kecil, aduk perlahan hingga leleh seluruhnya. Angkat dari api.
3. Masukkan gula dan telur. Kocok dengan mixer speed rendah ( saya hanya menggunakan wishekr saja). 
4. Campur dan ayak tepung terigu, susu bubuk dan coklat bubuk, kemudian masukkan ke dalam adonan.  Aduk rata.
5. Tuang adonan ke dalam loyang. Sisihkan.
6. Dalam suatu wadah, campur dan kocok cream cheese, gula dan kuning telur hingga lembut.
7. Sendokkan adonan cream cheese di atas adonan brownies. Buat motif marble bila suka (pakai sumpit atau garpu ya).
8. Panggang selama kurang lebih 20- 25 menit hingga matang. Di resep selama 30-40 menit. Tapi untuk mendapatkan tesktur yang fudgy saya hanya sekitar 25 menit saja. Ketika masih panas, adonan cream cheese akan terasa basah, nanti akan set setelah dingin.
9. Setelah dingin, potong-potong dan siap dihidangkan.


Sumber : http://catatan-nina.blogspot.com/2014/09/cheese-cake-brownies.html


Minggu, 26 Oktober 2014

Hokkaido Milk Loaf



Alhamdulillah finally saya punya BreadMaker. Tak disengaja juga sih. Iseng- iseng pas jalan ke ACE. Trus nanyain si BM. Eh, ibarat durian runtuh. Pas dapet yang murmeeeer dan diskon sampe 50%. Dengan harga Rp. 400 rb sajah si BM ini bisa dibawa pulang. 

Yang kemeceeer banget sebenernya suami saya. Yep. Dia hobi sama roti bangeeet. Entahlah, kalo saya ini sarapan kudu ketemu nasi. Jadi saya agak gitu-gitu amat pengen memiliki si BM inih. Dan pastinya modus beliin saya BM, sebenernya tak lain dan tak bukan ya buat suami saya sendiri. Jadi sebenernya sih si BM ini punya suami. Hehe. Ngaku-ngaku aja saya dibeliin. padahal maaaah Modus* wkwkwkwkkk...

Dan bunga matahari di halaman rumah pun tak luput dari pemberitaan di blog ini yaaah. Haha. rada maksa kudu tampil. Ini hasil jepretan sang masterr. Suami saya sih yang jepret. Bagis sihm jadi saya pajang disini ya. Gapapa kan ya, sah-sah aja. Saya tuh pengen banget jepret, tapi rada rieweh sih, Yusuf hobinya ikut-ikutan, jadi daripada Yusuf jatuh nantinya. Hiks. Pasti bikin saya malah jadi sedih. 



Okay, back to resep. Si Hokkaido ini sebenernya sudah tak asing ya. Saya sering banget pake resep ini buat bikin roti manual. Water roux atau adonan biang. Jadi roti ini pake metode tangzhong. Yang pastinya empuk, lembut dan menul- menul sudah jadi jaminan. 

Tapi bedanya ini cenderung lebih mirip roti tawar sih ya, karena penggunaan whipped cream, susu dan gula yang cenderung agak banyak. Roti ini termasuk dalam kategori manis semanis yang bikin. Tsaaaah* 

Ini adalah kali kedua percobaan saya menggunakan BM yang masih baru inih. Percobaan pertama gagal total. Why oh Why?? karena saya pake resep yang ada di buku petunjuk bawaaan BM merk KRIS ini. huwaaa sediih deh, adonan tidak mengembang sempurna. Ternyata emang kesalahan fatal itu saat pencampuran adonan. Si ragi saya campur langsung ke cairan. Dan di rendam selama 8 jam. Bikinnya malem, untuk dimakan keesokan paginya. Ternyataaa hasilnya, penonton kecewaaa! errrhh*

Karena penasaran, besoknya saya beli bahan lagi. Dan mulai membaca review- review dari blog tetangg. Dan saya kepincut blog milik mbak Isna. Makasiih berat ya mbk. Jazakillah. Jadi saya bisa tahu step by step untuk  sukses bikin roti menggunakan Breadmaker. Maklum newbie nih mbak. Bilang aja masih norak* haha baiklah. 

Jadi, saya modif sendiri resep ini menggunakan takaran dan ukuran. Kalo dilihat pemakaian tepung di resep mbak Isna. sebanyak 540 gr. Saya udah kebayang aja ni bakalan rotinya gedeee pake bangeeet. Jadi saya kurangi dan disesuaikan. Hasilnya cukup okey untuk ukuran jatah rakyat di rumah. 

Untuk itu, saya tulis disini. Semoga untuk pengingat saya sendiri, sukur- sukur bisa berbagi dan bermanfaat untu orang lain. Aamiin*




Hokkaido Milk Loaf

Bahan Biang :

50gr tepung cakra (protein tinggi)
250ml air


Bahan adonan roti : 
60gr whip cream/susu cair ( saya pake whipped cream bubuk) 
55ml susu cair
50gr butter dicairkan
semua adonan biang / water roux
90gr gula
445 gr tepung cakra (saya pake 400gr cakra+45gr segitiga biru)
1/2sdt garam
1sdm susu bubuk ( saya pake susu bubuk kedelai )
1sdm ragi
1 egg kocok lepas ( uk. telur kecil)

Cara Membuat :

Adonan Biang :Larutkan tepung di air, sdikit demi sedikit tuang airnya, kalo sekaligus banyak tepung akan menggumpal
Setelah larut, masak diatas api kecil sambil terus diaduk agar tidak menggumpal sampe kentalih kental lagi. Lalu angkat terus aduk2 sampe agak dingin. Masukkan ke dalam wadah, dan tutup dengan cling wrap. Simpan di kulkas. Agar dingin. 

Adonan roti :
1. Masukan bahan cair (susu + water roux + telur kocok lepas) aduk rata di dalam loyang bread maker
2. Tutup semua area adonan cari dengan tepung, susu bubuk dan whipped cream bubuk. Beri lubang di tengahnya (jangan sampai menembus ke cairan). Masukan ragi instant.
3.Masukkan garam dan gula di dua sudut yang berbeda. 
4. Setting BM pada menu Basic,berat 1kg, dan ketebalan roti medium.
5. Setelah 10 menit masukan mentega cair suhu hangat (jangan panas2) ke dalam BM.
6. 3jam 15menit waktu yg dibutuhkan untuk matang. Tunggu sampai matang dan siap di hidangkan.

Note : 

Jika garam dan ragi bertemu maka ragi tidak akan mengembang. 
Tanpa water roux pun adonan ini sudah cukup empuk, tetapi apabila di beri adonan akan lebih lembut.



Hasilnya. Wiiih secara tekstur okey bangeet, rasa juga gak kalah sama roti tawar bakery shop. Lembut pake bingiiit deh, dengan pinggiran crust yang cenderung agak keras. Cuma kulit bawahnya yg rada kegosongan dikit. Next time mode light aja utk setting crust nya. Baiklah utk first lesson, perlu dicatet nih. 






Mau dioles selai dan topping apapun cocok loh. Kalo saya sih, malah suka makan tanpa apapun. Itu ngirisnya beneran tebel deh. Agak susah ya kalo iris- iris tipis mirip roti tawar gituhh. Padahal saya udah pake pisau roti yang bergerigi. Jadilah puwaaas banget menikmati roti buatan sendiri yang empuk dan lembut ini. 

Jadi fix saya umumkan, Putus hubungan deh sama tukang roti. Maap ya pak tukang roti! Dan gak ada acara banting- banting penuh drama dan kehebohan di dapur saat membuat roti. hihi. maap ya tetangga! salim- salim*

Next, coba resep roti jenis lain. Karena di menu BM ini ada roti perancis, basic roti, roti manis, pasta maker, bikin dough nya ajah, bake untuk bikin cake, sampe yang bikin seneng adalah gluten free. Wow! super duper kompliiiit. Udah deh gak ngerayu buat beliin si Heavy Duty Kitchen Aid lagi sayaaah. hag haaag. Tapi kalo mau dikadoin ya gak nolak juga sih. hih. kedip-kedip manja* 



***

Balikpapan, 26 Oktober 2014


Condensed Milk Pound Cake









Condensed Milk Pound Cake 
Bolu susu

Bahan:
120 gr mentega
120 gr terigu
1/2 cup susu kental manis
40 gram gula halus
2 butir telur
1 sdt essens vanilla 
1/2 sdt garam

Cara membuat:
1. Kocok mentega dan gula hingga
mengembang, pake speed tinggi
2. Masukkan essens vanilla dan garam, kocok
hingga kental, masukkan susu kental manis
dan kocok hingga rata
3. Dengan speed rendah, masukkan tepung
sedikit demi sedikit, aduk rata
4. Masukkan telur satu persatu hingga
mendapat adonan yg licin, jarak mengocok
antar telur adalah sekitar 1 menit. Jangan terlalu lama mengocok.
5. Panggang pada suhu 180 derajat celsius
selama lebkur 50 menit. Pake api bawah aja
6. Taburi gula halus atau meisyes diatasnya.


Ini saya copas dari Bubu Mia, resep yang double. Yang saya bikin kemaren. Alhamdulillah pas banget sama loyang Chiffon bongpas saya. legaaaa*


Bahan yg digunakan:
- 250 g mentega/ butter suhu ruang/ lembut
- 250 g terigu serba guna/ cake flour
- 90 g caster sugar
- 4 extra large eggs
- 250 ml condensed milk atau 1 kaleng atau 1 cup susu kental manis
- sejumput garam
- 1 sdt vanila essense
- mentega dan terigu secukupnya utk olesan loyang

Persiapan:
1. Timbang semua bahan dengan seksama
2. Olesi loyang bundt pan (tube pan/ loyang tulban) dengan mentega dan taburi terigu secara merata
3. Panaskan oven suhu 200
4. Semua bahan harus suhu ruangan. Jd kalau temen2 lg winter butternya beku, dimicrowave dulu sebentar (tergantung daya microwave masing2 ya.. 30 detik jg cukup). Sampai butternya spreadable
5. Kalau telurnya dingin, rendam di air hangat sebelum digunakan

Cara membuatnya:
1. Dengan mixer kecepatan tinggi, kocok mentega, lalu masukan gula caster. Kocok sampai butter dan gula menyatu dan lembut
2. Masukan vanila essense, garam, dan condensed milk. Kocok merata
3. Turunkan speed mixer kecepatan rendah, masukan terigu yg sudah diayak sedikit demi sedikit sampai tercampur rata. Jgn terlalu lama mengaduk adonan dengqn terigu, otherwise bolunya bantat 
4. Masih dengan mixer kecepatan rendah, Masukan telur satu persatu: Masukan telur, biarkan tercampur rata. Masukan satu telur berikutnya, biarkan tercampur rata. Begitu seterusnya sampai telur habis. Dan adonan tercampur kental merata. Matikan mixer.
5. Tuang adonan ke loyang
6. Panggang di suhu 180 selama kurang lebih 45 - 50 menit (160 fan forced oven, waktu yg sama). Saya pake api bawah. Menjelang 8 menit terakhir saya tambahkan api atas juga. 
7. Lakukan tes tusuk, tusuk cake dengan tusuk gigi atau tusuk sate, kalau keluarnya bersih berarti cake sudah matang. 
8. Keluarkan dr oven, tuang di cooling rack. Biarkan hangat lalu dipotong.



Resep ini pertama kali saya liat berseliweran di Timeline FB saya. Melalui Mamong Andri Ratna Sari Wibowo. Beneran bikin saya penasaran. Tapi setelah saya baca- baca. Owalaaah resep ini dulu saya udah pernah bikin pake metode gini juga. Tapi gak pake SKM. Jadi baru kali ini saya pek SKM untuk cake saya. Karena rasa manisnya di level paling atas. Selera manis saya sih sedang aja. 

Diinepin untuk keesokan harinya, masih tetep endesss. Jadi kesimpulan nya, resep ini recommended deh. Patut dicoba! Makasih ya mamong. 



Rabu, 08 Oktober 2014

Klappetaart


Tar Kelapa

Bahannya :
1 piring daging kelapa muda
3 sendok mentega (cairkan)
1/ 2 gelas air kelapa muda
1+1/2 gelas susu entjer 
Panile sedikit ( maksutnya vanilli kali yey)
8 sdm gula pasir 
3 butir telur ajam ( kuning dan putihnya dipisah)
5 sdm tepung maizena

Cara membuat :
Gula dan 3 kuning telur aduk hingga kental. Masukkan tepung, mentega, kelapa dan vanili.Sisihkan.

Susu dan air kelapa masak hingga mendidih. Lalu masukkan campuran telur (adonan sebelumnya) kedalamnya. Aduk terus hingga mengental. Lalu bakar (panggang maksutnya).

***




Nah, tadi itu resep asli dari tar kelapa a.k.a Klappetaart edisi pertama cetakan tahun 1951. Jadoel pisan judulnya yeuh. Oleh-oleh silahturami liburan kemaren. Say thanks to tantenya Rani. Sampe dikirim foto resepnya, lengkap dengan ejaan lamanya. Yang bikin saya ngikik-ngikik teruuus. Haha.

Dan, saya bikin modifikasi dengan sedikit perubahan disana-sini. Cekidot yah.  

1. Bagi susu menjadi dua bagian. 1/2 cangkir untuk dimasak bersama air kelapa. 1 cangkir campur dengan tepung maizena. Aduk larutan tepung hingga tercampur rata. Sisihkan. Campur larutan tepung terakhir. Dengan tujuan, agar tidak menghasilkan adonan yang bergerindil. Aduk terus hingga mengental. Jangan coba-coba disambi bbm-an atau wassap-an yeuh! Apalagi sisiran. Point penting nih. Penting gak penting siih.hehe

2. Masukkan daging kelapa terakhir sekali. Kebayang kan ini bakal di proses dua kali. Dimasak dipanci trus di panggang langsung. Agar tekstur krenyes-krenyesnya kerasa. Usahakan kelapa masuk paling terakhir. Setelah tepung masuk, dan adonan kental. Baru matikan api. Dan masukkan kelapa, aduk hingga merata. Pastikan kelapa ada disetiap bagian adonan. Kasian donk nanti yang makan, kalo ada yang gak kedapetan kelapa. Padahal mah udah ngarep donk. Nyengiir*

3. Klappy jenis ini tidak di panggang dengan cara berendam / au bain marie. Maka bagusnya ditambahkan bahan lain agar lebih kokoh. Pilihan saya jatuh ke potongan roti tawar. Jadi setelah adonan di panci masak. Kemudian taro di loyang. Dan taburkan diatasnya roti tawar yang sudah dipotong berbentuk dadu kecil-kecil, kismis dan almond slice/ kenari ( sesuai selera) tapi saya gak pake kenari. Biar Yusuf (14m) bisa makan juga. 

4. Lalu kemudian saya tambahkan topping diatasnya : 3 putih telur dikocok hingga kaku, lalu semprotkan di atas susunan roti tawar dan kismis tadi. Taburkan kismis lagi dan tabur-tabur dengan bubuk kayu manis / coklat/ susu bubuk coklat (milo/ cadbury enyaaaak). Jangan kopi ya, paiiit beneran deh rasanya. Hihi. ^^ 

5. Lalu panggang menggunakan api atas dan bawah 160-170 der C selama 30-40 menit. Silahkan di tes tusuk. Kalo topingnya dan sudah mengeras, matikan oven. Bagian dalam agak belum keras, biarkan. Nanti akan set/ mengeras di dalam kulkas.

6. Masukkan ke dalam kulkas. Diinapkan semalaman lebih enak. Karena akan mengeras. Dan memudahkan untuk dipotong-potong. 

7. Sajikan. Dengan teman minum teh, kopi, susu, ataupun jus. Mau lebih mak nyuuus, buat para pecinta eskrim, sajikan ice cream vanilla di atasnya. Atau sebagai cemilan MPASI anak 1y+ yaaah. Mujaraaab! Yusuf yang lagi GTM, tergowdaaah juga makan ini. Nyam-nyam* Kalo Sarah jangan ditanya yaaah. Hajar bleh*  

8. Teksturnya lembut, kokoh, dan manisnya pas. Pilih kelapa yang gak terlalu muda tapi juga jangan ketuaan. Kata Vety vera mah. Yang sedang-sedang sajaaaah! 

9. Karena gak pake tepung custard. Jadi aman dari bahan pewarna tambahan. Gak terlalu manis dan blenek banget. Kalo mau dikurangin gula nya oke-oke aja. Untuk anak-anak cukup 3-5sdm gula udah mayan manis ya. Karena si kelapa sendiri plus kismisnya juga udah manis. Apalagi yang bikin ini. Maniis pake bangeeets deh. plak* haha

10. Buat yang gak punya otang, otrik ataupun otong. Eh* Don't worry be happy lah. Jenis klapy ini bisa langsung dimasukkan ke kulkas. Jadi skip step yang pemberian topping si putih telur tadi. Setelah adonan masak di panci. Bila sudah dingin, segera masukkan di dalam kulkas. Jadi deh yang namanya Unbaked Klappy. Beress!  







Semoga bermanfaat. ^^


Sabtu, 13 September 2014

Terong Crispy



Bukan masakan yang wah. Cuma terong  di bumbuin terus dicelupin lanjut dibedakin deh ke tepung. 

Terong, saya suka nya di balado, ditumis, dibakar trus dicocol pake sambel terasi. Eh tau gak siiiih? terong itu banyak loh kandungan gizinya. Baik untuk dewasa maupun anak- anak. Namun terkadang, rasa terong yang hambar, ditambah teksturnya yang rada blenyek kalo di panaskan sebentar. Menjadi tidak selera saat memakannya. Kecuali oraang yang tergolong pemakan segala. Nunjuk hidung sendiri. Seperti saya contohnya. yayaya.. 

Jadi, pulang kantor beberapa saat yang lalau. Suami saya heboh, saat makan jamuan diluar, Ia bercerita habis makan terong. Eh kejebak makan terong tepatnya. Suami saya termasuk yang tidak begitu menyukai si terong ini pemirsaah. Jadi langsung saya cecar pertanyaan penampakan si terong primadona ituuh. 




Okey, lanjuttt ya ceritanya. Jadi setelah bla-bla-bla. endebray endebreeeyyy. Kesimpulannya si terong itu digoreng crispy dan kriuk. 

Cuss langsung eksekusi saya.

Cekidot resepnya ya :
1 buah terong, dipotong- potong sesuai selera. Usahakan tipis- tipis yah
4 sdm tepung maizena ( dibagi 2 untuk campuran pencelup dan taburan terakhir) 
4 sdm tepung sagu ( dibagi 2 untuk campuran pencelup dan taburan terakhir) 
garam
 merica
2 siung bawang putih
100 ml air

Cara :
- Haluskan bawang putih. 
- Siapkan campuran pencelup : campuran tep. maizena, sagu, bawang putih halus, garam, merica, air. Aduk rata,
- Masukkan terong ke dalam pencelup. Diamkan selama 15 menit di dalam kulkas.
- Siapan untuk baluran : maizena dan sagu
- Keluarkan dari dalam kulkas, masukkan ke dalam campuran tepung untuk baluran. Bedakin terong sambil di remas- remas. Lalu goreng dalam minyak panas
- Sajikan hangat. 











Kriuuk dan crispy nya sangat terasa sekali. Apalagi menyantapnya saat masih hangat. Kalau dibiarkan dingin, tekstur renyahnya kurang gigit yaa pemirsah. Jadi tunggu apalagi, santap selagi hangat. Bisa untuk lauk maupun cemilan. Anak- anak pada suka juga. Habis goreng aja udah di pajekin sama Sarah. hehe. ^^

Enjoy!


***

Balikpapan, 13 September 2014



Senin, 08 September 2014

Chocochips Butter Cookie



Siapa yang udah move on dari yang namanya euforia lebaran? saya udah move on dari hari pertama lebaran. Udah masak sayur bening, bye- bye sama ketupat dan segala macam masakan bersantan. hmmm... Gak enak aja itu di perut. begah rasanya. 

Tapi ada yang bikin saya gagal move on. Yep, nyemilin kue kering yang gak habis- habis. Saya mah pesen aja sama temen disini yang sudah berkompeten dalam membuat kuker tiap lebaran. Tapi ada yang masih bikin saya penasaran. Karena saya gak jadi pesen cookies yang bertabur chocochips. Pengen bikin pas lebaran, masih belum ada tenaga dan semangat buat ngidupin oven. Jadilah hasrat saya pendam dulu.



Bermula dari heboh cookies bikinan mbak riana di TL Fb saya. Saya ikutan ngilerrr. Tapinya setelah saya cocokin sama stok di brankas, ternyata ada yang gak cucok. Jadilah saya memutuskan untuk bikin butter cookies ala neng Ayu ajah. 

Ini cookies recommended bangeeet deh menurut saya. Dari segi praktis nya dapet, dari tekstur dan rasanya hmmm... nendang lah pokoknya. Gak perlu ngeluarin alat- alat berat macam kontainer eh mixer. Jadi cuma butuh garpu/ wishker, sendok kayu, dan spatula. Bereeeessss! Sebenernya di resep asli Ayu sih pake mixer, tapi saya praktekin gak pake mixer jadi juga koq. Alesan ajah sebenernya males ribet* hihi.




Kalo judulnya beda. Maap yah neng. Karena ini mah karena saya yang ngesave nya belibet. Intinya mah butter dan chocochips diublek- ublek beresss. Oiya, saya bikinnya 1/2 resep aja ya. Karena lagi males bin rieweh ngebentuk si cookies. Setengah resep pun jadinya mayan koq. Dicemilin dua hari udah ludes. Harusnya sih habis dalam sehari, tapi saya umpetin sedikit dulu buat difoto. halaaah* Okay, cekidot resepnya yaaa.

Bahan :
160 gr butter 
50 gr margarin
300 gr tepung terigu ( saya pakai merk: kunci biru)
1/4 sdt vanilli ( saya gak pake)
1 butir telur
50 gr susu bubuk ( saya gak pake karena emang gak punya)
100 gr gula halus ( saya pake palm sugar semua)
150-170 gr chocochips ( saya gak nimbang asal kira-kira ajah)

Cara Membuat :
1. Kocok gula, butter dan margarin serta vanilli hingga tercampur rata. Gunakan garpu saja udah okey koq.
2. Tambahkan telur, kocok lagi sampai rata.
3. asukkan tepung terigu yang sudah diayak dan dicampur bersama susu bubuk.
4. Tambahkan chocochips, kocok dengan wishker atau spatula sampai tercampur rata. sebentar saja.
5. Aduk dnegan sendok kayu. Ambil adonan 1 sdm. Lalu taruh diatas loyang yang sudah dialasi baking sheet.
6. Taruh sebar diatas nya beberapa chocochips. Ngasal ajah yang penting nempel. Makin berantakan makin okeyy koq. Beri jarak yah
7. Panggang di suhu 100-120 der C ( saya pake suhu 120 der C) selama kurleb 40 menit. Sampai warnanya atas dan bawahnya kecoklatan.
8. Dinginkan di rak kawat. Dan masukkan ke dalam toples kedap udara. 







Hasilnya seperti dilihat diatas. Chocochips menyebar dimana-mana. Dari bagian atas sampai kedalam-dalam. Teksturnya saya suka. Karena gak terlalu beremah, tapi bisa 'krek' kalo dibelah. Pokoknya mah dicobain aja sendiri deh, baru nanti tau. Just try and taste yaaa. Emang sih, dari segi penampakan kayaknya beda banget sama punya Ayu. hihi. Gak tau deh, salah saya mungkin. Karena perbandingannya jadi banyakan margarin daripada butter. Butternya kayakya separo aja deh pas bikin ini, keabisan euy. lupa-lupa inget. haha. ngikik* next time emang kudu well prepared yaaah kalo mau baking ituuu. Apalagi kudu cek stok dulu sebelum mau eksekusi. Baiklah dicatettt dulu resepnya,lain kali kita coba lagii. 
Next target bikin cookie nya bu guru cantiiik nan baik hati ah. Mbak Riana tunggu yah resepnya udah masuk dalam wishlist sayah. 
Selamat Mencoba. ^^

***

Balikpapan, 7 September 2014


Senin, 01 September 2014

Kebun Raya Balikpapan





Hari Sabtu saatnya bersantai ria.
Langit sedari pagi mendung,
Hujan hampir tiap harinya mengguyur Balikpapan.

Tapi hari ini sepertinya cerah. Menurut prediksi sotoy saya aja sih. Hehe.

Karena hari ini saya tidak punya agenda kewajiban apapun, begitu juga suami saya. Maka kami putuskan untuk pergi ke suatu tujuan.

Jalan-jalan kali ini kita putuskan ke Kebun Raya Balikpapan (KRB). Okey, kids. Let's Go!

Banyak orang yang memang belum mengetahui keberadaan KRB ini. Padahaaaaal ini udah dibangun sejak tahun 2005 loh. Walaupun baru saja diresmikan oleh Menteri Kehutanan, Zulkifli Hasan, Menteri Pekerjaan Umum, Djoko Kirmanto serta Kepala LIPI, Lukman Hakim pada tanggal 20 Agustus 2014.

Hihi. Lamaaa amat ya ternyata saya baru 'ngeh' nya kalo ada juga loh KRB di kota tempat saya tinggal. Setelah udah jalan-jalan ke enklosur beruang, trus sampe manjat naik-naik jembatan pohon di Bangkirai, mengunjungi tempat wisata air di km.20 (lupa namanya), tempat outbond gazebo di km berapa lupa juga euy, atau masuk ke hutan mangrove di tengah kota, eiiiitss ternyata ada yang belum saya kunjungi lagi.

Yep, saya memang memilih berwisata ke alam. Selain ke mall ya. Haduuuh gak mau juga sih mendidik anak-anak jadi kaum hedon yang gila shopping. Mending, ke tempat refreshing yang murah meriah gak ngabisin banyak uang. Hahhahaa.Ketauan aslinya mau irit*

Tepatnya di Jl. Soekarno Hatta km 15km. Dari arah Balikpapan kota. Coba amati ke arah kiri kalo udah masuk km 15. Nah, kalo udah liat PLN KarangJoang. Masuk ke arah kiri. Ada koq plang nya dipinggir jalan. Gede bangeeet. Kalo sampe gak keliatan, berarti lagi kelilipan tuh.hehe. Teruuuus aja kira-kira 1km lah. Kayaknya sih, gak ngukur juga sih. Pokoknya gak jauh lah, gak sampe ketiduran koq. Beneran deh.

Pas di pintu masuk. Keliatan ada tulisannya KRB. Trus masuk puter tugunya, belok kanan.
Udah deh keliatan pos penjaganya.

Pas udah masuk sih, aman-aman aja. Alias sepiiiii. Gak ada petugas jaga di gerbang depan. Nah, setelah beres parkir mobil. Baru deh ada satu orang petugas yang bisa ditanya-tanyain. Sekalian minta jepretin foto kami. Haiyaaaah.tetep eksis*




Masuk isi buku tamu dulu ya. Sebagai pengunjung yang baik. Tamu harap lapor. Jadi pengunjung bisa teregistrasi dengan baik. Bangunan utamanya sangat ditata apik sekali. Kayaknya niat deh. Setelah melihat-lihat maket. Lalu kamipun masuk berkeliling. Gak diminta bayaran sama sekali. Alias GRATIS! Uhuyy.asiik banget kan.

Ada sebanyak 1.200 spesies tanaman telah ditanam di kawasan ini sejak tahun 2007 silam, diantaranya kayu-kayu genus dipterocarpaceae, seperti meranti, kapur, ulin, keruing, bengkirai dan gaharu.

Jumlah koleksi per Desember 2012 yang terdapat di pembibitan sebanyak 278 jenis, 5.280 spesimen sedangkan yang sudah tertanam sebanyak 112 jenis, 1.801 spesimen sementara itu yang terekap dalam database tanaman 150 jenis, 29.798 spesimen.

Selain koleksi tumbuhan kayu, Kebun Raya Balikpapan juga menanam koleksi tanaman buah penting khas Kalimantan.
(Ini saya kutip dari sumber web resminya)






Sewaktu menginjakkan kaki kedalam. Berasaaaa sekali suasana hutan alaminya. Langsung keinget jaman kuliah dulu. Seriiing banget masuk hutan. Sebenernya udah gak asing buat saya.

Sebagai seorang forester. Setidaknya seorang lulusan kehutanan, saya memang sudah tak asing dengan suasana seperti hutan, gunung dan lainnya. Dari SMA saja saya sudah join di Muda Wijaya Hiking and Mountenering Club. Disingkat MWHC. Sebuah ekstrakulikulikuler pilihan siswa. Dengan slogan keceeh nya. "Bina Insan Cinta Alam, Bakti negeri Jiwa Raga Kami." Masih apal loh saya sampe detik ini.









Back to KRB ya... Please don't expect too much dulu ya sebelum masuk ke dalamnya. Hmm. Gini loh. Kebanyakan pasti kita langsung ngebandingin sama Kebun Raya Bogor yang sudah tersohor sejak nenek moyang kita dahulu. Jauuuh ya pemirsah. Gak ada deh taman teratai yang terkenal itu disini. Okey, jadi lepaskan bayangan tentang Kebun Raya Bogor dulu ya.

Just nikmati saja KRB. Rileks dan tak perlu tergesa-gesa. Karena menikmati perjalanan itu butuh ketenangan. Piknik gak akan asik kalo kayak dikejar musuh. Santai, pikiran rileks. Sambil bercengkerama dengan suami/istri dan anak-anak.

Masuk dari pintu gerbang, di sebelah kiri akan ada plaza. Seperti areal terbuka dengan banyak tumbuhan obat dan buah ditanam didalamnya. Juga ada beberapa papan informasi budaya disana. Dibaca ya. Dipajang disitu, maksudnya buat dibaca. Hehe. Sapa tau nanti keluar pas kuis atau ujian di sekolah anak-anak gituuuh.





Tanaman yang ditanam dilengkapi dengan papan nama. Nama latinnya pun dicantumkan. Jadi anak-anak bisa membacanya dengan baik. Berasa keinget mata kuliah Dendrologi jaman dulu euy* Disuruh ngapalin nama-nama latin pohon-pohon di hutan. Namanya bagus-bagus loh. Banyak anak-anak Kehutanan yang Bapaknya kerja di Perhutani dulu, pasti deh dinamain ada nyerempet-nyerempet nama latin tanaman hutan.

Setelah itu, masuk terus, ada sebuah gazebo. Nah, suami saya memutuskan untuk melahap bekal yang saya bawa disana. Sambil saya berkeliling dengan anak-anak.

Ada sebuah bagunan. Tempat persemaian bibit-bibit tanaman yang akan siap ditanam. Rumah kaca. Yep, saya masuk kesana hanya bertiga dengan kedua anak saya. Sarah dan Yusuf.



Ketika Sarah sedang asik berkeliling. Saya dengan cepat meraih Yusuf yang sedang berusaha lari mengejar Sarah. Saya kaget saat mendapati ada seekor ular. Kira-kira sepanjang 30cm sedang mengarah ke Yusuf. Spontan, refleks saya menggendong Yusuf dan berteriak ke arah Sarah. Untuk mengajak mereka keluar dari tempat tersebut.

Lalu, saya melanjutkan perjalanan ke arah waduk. Yang menurut informasi dari petugas. Nantinya akan dibangun tempat outbond dan bumi perkemahan didalam sana. Sebuah danau yang sangat dalam. Beliau sudah memperingatkan kami agar hati-hati bila ingin kesana. Ada dua jalur menuju ke arah waduk tersebut. Kami putuskan mengambil jalan setapak yang lebih sempit dari jalur sebenarnya.





Melewati turunan yang curaaaaam sekali. Dan melewati jembatan kayu. Benar saja, kurang lebih berjalan tak beberapa lama, saya mendapati  pemandangan sebuah waduk yang luas sekali. Sejauh mata memandang dikelilingi pohon-pohonan. Tapi sayang airnya keruh kecoklatan, mungkin setelah hujan semalam.






Lalu setelah puas menikmati pemandangan di waduk, kami putuskan untuk pulang. Mengikuti jalur yang sebenarnya. Nah, jalur ini agak menanjak ya. Bersiap untuk berjalan yang agak sedikit menguras tenaga. Tapi tak perlu khawatir, sesekali melihat sekeliling. Gak kerasa koq capeknya.

Kami bisa melihat burung hutan, dan suara monyet. Haduh apa ya namanya Sejenis bekakak mungkin ya. Walaupun setelah dicari tidak terlihat sosoknya.






Berkali-kali saya menanyakan ke Sarah. Capek gak mbak? Sarah hanya menggeleng dan mencoba untuk berjalan sendiri. Sampai dipertengahan jalan. Tiba-tiba rintik turun membasahi jalan. Huwaaaa mau hujan niiih. Mempercepat langkah yang mulai kelelahan. Sarah berhenti sejenak untuk mengisi amunisi. Minum. Dan saya mengenakan topi dan handuk ke kepala anak-anak saya.

Terus saya semangati Sarah agar Ia tak putus semangat. Senyum masih terlukis di wajah manisnya. Aaaaah anak mamah satu ini bener-bener jagoan deh!! Proud of u mbak. Gak banyak ngeluh, banyak nanya ini itu, asik lari-larian, ketawa-ketiwi. Begitu juga dengan Yusuf yang haha-hihi ajah di gendongan papanya. Enjoy dan rileks sekali, menikmati setiap langkahnya. Moment yang bikin saya dekat dengan anak-anak dan suami. Bahagia itu sederhana menurut saya.

Akhirnya sampai juga kami ke musholla. Kami beristirahat dan sholat disana. Tak lama kemudian kami pun pulang.







Nah, banyak pelajaran dan pengalaman yang saya ambil saat mengunjungi KRB kemarin. Untuk itu akan saya tuliskan sedikit tips dari saya.

Okey, tips yang pertama. Sebelum ke KRB pastikan anda tidak perlu memakai sandal wedges apalagi sepatu high-heels. Beneran bakalan pegel dan kempol juga capek loh. Apalagi kalo itu 'Hak' sukses nancep ke tanah. Huhu. Sayaaaang donk. Sayang sepatunya apa sayang orangnya hayooo? Tar kalo kejungkel susyaaah. Sakitnya tu disini *sambil nunjuk dengkul*. Maluuu maksutnya. Jadi lupakan memakai sepatu atau sandal berhak tinggi ya. Catet!

Sebaiknya memakai sepatu yang tertutup ya. Karena ini di hutan, jadi wajar donk ya kalo kita sampe ketemu serangga, sampai ular. Jadi daripada-daripada, mending usaha preventif lebih baik tetap harus kita utamakan ya. Safety first!

Walaupun jalanannya sudah rapi dan bersemen khusus untuk tracking pengunjungnya. Namun, tetap saja, ada beberapa tempat yang masih beralaskan tanah. Kebayang kan kalo habis hujan, beceknya.

Okey, tips yang kedua. Untuk yang membawa anak. Jangan lupa untuk membawa lotion anti nyamuk. Karena nyamuknya beneran banyaaaak dan segede gajah. Maap lebay*

Kita kan mau masuk hutan, ya wajarlah kalo banyak nyamuk. Jadi perlu disesuaikan dengan kondisi setempat ya. Bila perlu gunakan pakaian yang tertutup. Gapapa juga sih kalo nekad pake 'yukensi'. Tapi dijamin bakal jadi sasaran empuk nyamuk-nyamuk yang kelaperan disana. Hahaha.

Tips yang ketiga, bawalah air aqua untuk minum. Ini seriuuuus. Karena tracking nya lumayan menguras tenaga. Apalagi untuk anak-anak. Jadi membawa bekal minum, toh tak ada salahnya bukan? Selain itu juga tidak ada warung yang menjajakan makanan atau minuman di dalam. Juga air botol berfungsi juga bila hendak buang air kecil. Air disana sangat keciiiil sekali mengalirnya. Jadi harap maklum yaaa.

Tapi tenang, tempat ini difasilitasi tempat ibadah. Satu buah musholla yang terbilang cukup nyaman untuk sholat dan kamar mandi dilengkapi dengan tempat berwudhu. Walaupun saya harus menggotong ember sendiri ke kamar mandi. Karena kran di dalam kamar mandi mati. Jadi harus mengambil dari kran yang berada diluar.

Tips yang keempat. Bawalah topi atau payung lipat di tas. Bila membawa anak-anak. Karena kondisi cuaca yang tak menentu terkadang tak bisa kita prediksi. Hujan tiba- tiba saat didalam sana. Tidak ada sama sekali tempat untuk berteduh. Jadi sedia payung sebelum hujan nampaknya berlaku disini.

Tips yang kelima. Jangan buang sampah sembarangan dan coret-coret. 'I was here!' Haduuuuw beneran itu old school dan kamseupay sekaliii loh. Sampah masih banyak saya temui didalam. Padahal jelas-jelas banyak tong sampah di beberapa titik tempat. Saya mendapati di sebuah gazebo ada dua botol aqua berserakan, padahal itu cuma jarak beberapa meter dari tong sampah. Ngenesss deh liatnya.

Dan, tips dari saya yang terakhir adalah. Jangan banyak mengeluh dan komplen dengan keadaan disana. Memang banyak kekurangan disana-sini, wajarlah, toh baru juga diresmikan. Tugas kita lah menjaga dan ikut melestarikan cagar alam di sekitar kita. Kalau bukan kita, lalu siapa lagi?



Kesan saya pribadi. Masih harus banyak pembenahan disana sini secara fisik. Sepi pengunjung juga nampaknya karena belum banyak masyarakat yang tahu tentang keberadaan KRB ini. Hanya lewat blog dan web resmi dari KRB baru kita tahu. Dan itupun menurut saya kurang informatif. Bila di tambah beberapa sarana pendukung, saya optimis KRB bisa berkembang lebih baik kedepannya. Potensi yang harus bisa digarap dengan baik oleh Pemerintah Kota Balikpapan tentunya dibantu dengan banyak pihak. Termasuk masyarakat.

Visi pemerintah sendiri pada tahun ini akan membangun dan mulai meresmikan setidaknya 12 Kebun raya di seluruh Indonesia. Waaah patut saya acungi jempol deh!

Asal niat baik ini dibarengi dengan prilaku pengunjung yang mengerti benar bagaimana harus bertingkah laku didalam lokasi wisata alam. Terkadang banyaknya jumlah pengunjung, malah menjadi ancaman untuk beberapa tempat wisata alam sendiri. Semoga kita tidak demikian ya.

Semoga sharing dari saya bermanfaat, dan nantikan review perjalanan saya berikutnya. InsyaAllah. ^^





“Katakanlah, Berjalanlah di (muka) bumi, maka perhatikanlah bagaimana Allah menciptakan (manusia) dari permulaannya, kemudian Allah menjadikannya sekali lagi [1148]. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu” ( Q.S Al- Ankabut : 20 ). 


***


Balikpapan, 1 Sepetember 2014