Putu Ayu
Bahan :
75 gr tepung terigu
25 gr tepung beras
2 sdm minyak goreng untuk olesan cup
3 butir telur
60-75 gr gula pasir ( sesuai selera tingkat kemanisan)
50 ml minyak goreng ( minyak sayur, saya pake ELOO/ canola
oil)
Bahan tambahan :
50 gr tepung beras
2 lembar daun pandan, robek- robek
50 ml sari daun pandan- suji ( dari 2 lbr d. Pandan+20lbr d,
suji di blender, peras dan saring menggunakan campuran air santan ).
Taburan kelapa : campukan
50 gr kelapa parut
1/8 sdt garam (saya pake sejumput).
Cara Membuat :
1. Campur
terigu dan tepung beras, ayak. Sisihkan
2. Siapkan
cetakan cup, olesi dengan minyak. Taruh 1 sdm kelapa parut di bagian dasar,
sambil dipadatkan
3. Panaskan
dandang untuk mengukus berisi air dan daun pandan di atas api kecil
4. Kocok
telur dan gula dengan mikser kecepatan tinggi hingga mengembang dan kaku. Ini
point paling penting jadi, usahakan sampai benar- benar kaku yah. Matikan dan
angkat mikser.
5. Masukkan
campuran tepung secara bertahap, aduk dengan spatula hingga rata. Tambahkan
minyak goreng, aduk hingga rata. Masukan sari pandang- suji, aduk hingga rata.
Mengaduknya menggunakan teknik aduk balik ya, jadi tepung tercampur rata ke
semua bagian.
6. Tuang
adonan ke dalam cetakan putu ayu berisi taburan kelapa. Kukus dalam dandang
dengan air mendidih hingga masak ( kurleb 20-30 menit).
7. Lepaskan
kue dari cetakan, tarus diatas rak kue hingga hangat atau dingin. Sajikan.
Okey, semangat ngeblog lagi membaraaah, jadi sayang buat dilewatkan. Cuss aja resepnya. Tanpa banyak endebra- endebreey yah. Monggo. Silahkan.
Hasil nya kue cenderung bertekstur agak ‘ngeprul’ kalo kata orang Jawa yaah. Wangi pandannya berasaa sekali. Ditambah dengan kelapa parut yang gurih menambah selera. Karena ini tidak memakai SP/ ovalet/ TBM bahan tambahan lainnya. Bila ingin lembut, bisa tambahkan puree labu/ kentang/ ubi di dalam adonan. Agar terasa lebih lembut dan bergizi tentunya.
Mengukus kue dengan tidak memakai bahan tambahan seperti SP/Ovalet dll kuncinya ada pada teknik mengocok gula dan telur. Jadi sampai benar- benar mengembang dan kaku.
***
Balikpapan, 21 Februari 2015